Senin, 24 Oktober 2022

SEPENGGAL KISAH DARI KOTA PELAJAR

Pengalaman Lia hari ini……

 

Pada 21 Oktober 2022 Lia mengunjungi salah satu siswa di salah satu kampung di Yogyakarta yang bernama Kwaron.

 

Lia bertemu dengan kedua orang tua siswa itu. Dari kunjungan itu, Lia tau bahwa sang ayah berprofesi sebagai pengayuh becak di Kota Yogyakarta, adapun sang Ibu menjaga toko saat malam hari di Malioboro. Keluarga mereka tinggal di tempat kos yang terdiri hanya 1 kamar saja. Kamar kos tersebut dihuni 5 anggota keluarga, ayah, ibu dan ketiga anaknya. Anak pertama sudah menginjak usia remaja, anak kedua duduk di bangku kelas 3 SD dan si bungsu berusia 9 bulan.

 

Sang ayah tidak bisa membaca ataupun menulis. Miris memang, di kota yang terkenal sebagai Kota Pelajar nyatanya masih ada warganya yang buta huruf. Tapi mau bagaimana lagi, ekspektasi seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Namun kondisi demikian tidak membuat sang ayah berpangku tangan pasrah dengan keadaan. Meskipun tidak bisa membaca maupun menulis, sang ayah dengan semangat mendukung agar anak-anaknya agar memperoleh pendidikan yang layak.

 

Semangat sang ayah diwujudkan dengan mendaftarkan anak keduanya belajar di lembaga non formal meskipun secara ekonomi terbatas. Anak keduanya merupakan anak yang ceria dan semangat namun memiliki kemampuan yang kurang dibandingkan dengan teman seusianya. Saat ini ia sudah kelas 3 SD, namun belum bisa membaca. Oleh karenanya, sang ayah mendaftarkan anak keduanya ini untuk belajar di luar sekolah agar dapat memperoleh pengajaran yang maksimal.

 

SEPENGGAL KISAH DARI KOTA PELAJAR

Pengalaman Lia hari ini……   Pada 21 Oktober 2022 Lia mengunjungi salah satu siswa di salah satu kampung di Yogyakarta yang bernama Kwaron.  ...